takungart.com – Indonesia kini memiliki ragam kendaraan taktis buatan dalam negeri—dari jip ringan hingga kendaraan lapis baja dan listrik. Produk-produk seperti Maung, Anoa, P2 Tiger, P6 ATAV, serta mobil listrik Birawa memproyeksikan kemandirian strategis dan industrialisasi alutsista nasional. Meski terdapat tantangan impor komponen dan kapasitas R&D, tren ini menjanjikan posisi Indonesia sebagai pengekspor kendaraan pertahanan dan inovator teknologi militer di Asia Tenggara.

1. P2 Tiger APC 4×4 (PT SSE – Kerja sama Indonesia‑Prancis)

  • Diluncurkan Januari 2025 di Tangerang, P2 Tiger adalah kendaraan lapis baja ringkas (APC) berbobot 18 ton, mampu mengangkut 10 personel dan memiliki proteksi balistik serta anti-ranjau sesuai standar STANAG 4569.

  • Platformnya menggunakan teknologi Prancis (Celeris dari Texelis), meski perakitannya dilakukan oleh PT Sentra Surya Ekajaya di Tangerang.

  • Mesin menghasilkan 375 HP dengan transmisi otomatis enam percepatan, mendukung mobilitas tinggi dan peluang ekspor.

2. Maung MV3 (PT Pindad)

  • PT Pindad memproduksi Maung sejak 2020–2021 sebagai kendaraan taktis ringan (utility), baik untuk sipil maupun militer.

  • Varian militer (Spartan, Soft Top, Hard Top) memiliki mesin diesel 2.4 L (Toyota), mampu membawa lima orang, kecepatan maksimum 120 km/jam dengan jarak tempuh ±500 km.

  • Pemerintah berencana mengembangkan versi listrik berdasarkan saran dari BKPM menjadikan Maung model kendaraan listrik nasional.

3. P6‑ATAV (PT Sentra Surya Ekajaya)

  • Mobil serbu ringan semua medan, digunakan oleh pasukan khusus (Kopassus, Paskhas) sejak 2016.

  • Varian lapis baja (V3) dilengkapi proteksi STANAG level 1, mount senjata RCWS (7.62–12.7 mm), suspensi independen, dan jarak tempuh hingga 500 km.

4. Anoa 6×6 (PT Pindad)

  • APC amfibi ini telah dimanfaatkan sejak 2009 dengan lebih dari 450 unit diproduksi .

  • Armored steel monocoque, STANAG level 3, dapat bermanuver di segala medan serta dipakai di misi perdamaian PBB.

  • Varian Logistik mampu mengangkut amunisi dan perbekalan, efektif untuk operasi lapangan dan cuaca ekstrem .

5. TAD Turangga & ILSV (J‑Forces/Tugasanda & Indonesian Airspace)

  • Turangga APC (Tugasanda): dapat menampung 10 personel, mesin Ford V8 bertenaga 400 HP, suspensi tinggi, kecepatan hingga 110 km/jam dan rentang operasional 800 km.

  • ILSV (Indonesian Light Strike Vehicle): kendaraan ringan Berlapis ringat, dipakai oleh Brimob, Kopaska, Marinir; varian APC dan soft-top, mesin diesel 2.5–4.5 L, armada RCWS, kecepatan 120 km/jam.

6. Birawa (Mobil Jip Listrik Militer)

  • Dikembangkan oleh Mobil Anak Bangsa (MAB) beritajakarta.org, Birawa adalah jip militer berbasis motor listrik—mengemuka Mei 2025.

  • Info mendetail soal jangkauan dan sistem drivetrain belum diungkap, namun menjadi titik penting integrasi kendaraan listrik dalam alutsista nasional.

Tantangan & Prospek Industri Pertahanan Lokal

Tantangan:

  • Beberapa komponen masih impor, seperti mesin dan sistem transmisi.

  • Perluasan kapasitas produksi dan pengembangan SDM untuk teknologi maju seperti kendaraan listrik.

Prospek:

  • Komoditas TNI/Polri makin menggunakan produk dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor.

  • Produk seperti Maung, Anoa, P2 Tiger, dan P6 ATAV telah mendapat perhatian domestik bahkan ekspor.

  • Integrasi alutsista listrik (inisiasi Birawa) akan mendongkrak keberlanjutan dan inovasi nasional, sejalan dengan arahan pemerintah yang memprioritaskan kendaraan listrik .

 

Indonesia kini memiliki ragam kendaraan taktis buatan dalam negeri—dari jip ringan hingga kendaraan lapis baja dan listrik. Produk-produk seperti Maung, Anoa, P2 Tiger, P6 ATAV, serta mobil listrik Birawa memproyeksikan kemandirian strategis dan industrialisasi alutsista nasional. Meski terdapat tantangan impor komponen dan kapasitas R&D, tren ini menjanjikan posisi Indonesia sebagai pengekspor kendaraan pertahanan dan inovator teknologi militer di Asia Tenggara.

 

By admin