takungart.com – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia pada tahun 2025 berada dalam kisaran 4,8% hingga 5,6%. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2024 yang tercatat sebesar 4% .
Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) BI, Imam Hartono, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi syariah didorong oleh beberapa faktor utama:
- Ekosistem Halal yang Berkembang: Sektor halal value chain tumbuh sebesar 4% (year on year/yoy) pada 2024, dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat menjadi 25,45% .
- Dukungan Pemerintah: Pemerintah terus mendukung ekonomi syariah melalui berbagai kebijakan dan program, termasuk penguatan sistem produk halal dan pengembangan sektor keuangan syariah .
Kinerja Keuangan Syariah
Pada tahun 2024, perbankan syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 9,87%. Namun, BI merevisi target pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah untuk tahun 2025 menjadi 8–11%, menyesuaikan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di kisaran 4,6% hingga 5,4% .
Dari sisi aset, total aset keuangan syariah Indonesia pada kuartal I 2025 mencapai Rp 9.529,21 triliun, dengan pangsa pasar sebesar 25,1%. Sektor pasar modal syariah memberikan kontribusi terbesar, mencapai 86% dari total aset keuangan syariah .
Strategi Pengembangan Ekonomi Syariah
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah, BI fokus pada tiga pilar utama:
- Penguatan Sistem Produk Halal: Meningkatkan kualitas dan jangkauan produk halal di Indonesia.
- Pengembangan Sektor Keuangan Syariah: Termasuk pengembangan instrumen pembiayaan seperti SukBI dan SUVBI.
- Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah: Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah, dengan target indeks literasi ekonomi syariah nasional mencapai 50% pada tahun 2025, naik dari 42,84% pada tahun 2024 .
Dengan strategi ini Website, BI berharap dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri halal global dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.