takungart.com – Pertumbuhan kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia mengalami perlambatan signifikan pada April 2025. Menurut data Bank Indonesia (BI), kredit UMKM hanya tumbuh sebesar 2,3% secara tahunan (YoY), mencapai Rp1.400,1 triliun. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan di atas 15% pada tahun-tahun sebelumnya. 

Segmen Mikro Mengalami Kontraksi

Perlambatan ini terutama disebabkan oleh kontraksi pada segmen usaha mikro, yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,5% YoY, dengan total penyaluran kredit sebesar Rp621,5 triliun. Segmen ini menyumbang sekitar 44,39% dari total kredit UMKM. Sementara itu, kredit untuk usaha kecil dan menengah masing-masing tumbuh sebesar 2,3% dan 9,5%. 

Faktor Penyebab Perlambatan

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perlambatan ini antara lain:

  • Kehati-hatian Perbankan: Bank menunjukkan sikap hati-hati dalam menyalurkan kredit ke UMKM karena mempertimbangkan risiko dan profitabilitas.

  • Kualitas Aset: Meningkatnya rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) pada segmen UMKM, yang mencapai 4,15% pada Februari 2025, menjadi perhatian bagi perbankan.

  • Ketidakpastian Ekonomi Global: Gejolak ekonomi global turut memengaruhi permintaan dan penyaluran kredit UMKM.

Peralihan ke Pembiayaan Non-Bank

Akibat dari perlambatan ini, banyak pelaku UMKM mulai beralih ke lembaga keuangan non-bank (IKNB) untuk memperoleh pendanaan. Pangsa pembiayaan non-bank terhadap UMKM meningkat menjadi 14,4% per Februari 2025, naik dari 13,3% pada akhir 2022. 

Langkah-Langkah Pemerintah dan Otoritas Keuangan

Untuk mengatasi perlambatan ini, pemerintah dan otoritas keuangan mengambil beberapa langkah, antara lain:

  • Kebijakan Penghapusan Utang: Pemerintah memberikan jendela waktu enam bulan hingga Mei 2025 bagi UMKM tertentu untuk mendapatkan penghapusan utang dari bank-bank negara, dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membantu pelaku usaha di sektor pertanian dan perikanan.

  • Penyesuaian Suku Bunga: Bank Indonesia mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga guna meningkatkan penyaluran kredit.

  • Strategi OJK: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan strategi baru untuk mendorong penyaluran kredit UMKM, termasuk kerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait serta pelaku industri keuangan.

 

Perlambatan pertumbuhan kredit UMKM menjadi tantangan serius bagi perekonomian Indonesia, mengingat peran UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional Klik Disini. Diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, otoritas keuangan, dan lembaga keuangan untuk memperluas akses pembiayaan dan mendukung pertumbuhan UMKM secara berkelanjutan.

 

By admin